Selama ini tak sedikit orang menganggap penggunaan mentega lebih baik dari minyak goreng. Padahal mentega justru lebih berbahaya bagi kesehatan tubuh. Mengapa?
Dikatakan Ahli Gizi dr. Laila Hayati, M. Gizi, SpGk, mentega lebih banyak mengandung lemak tak jenuh alias lemak trans. Karena itu, ancaman risiko penyakit semakin mudah mengancam seseorang seperti dilansir dari suaranews.
"Kalau dilihat komposisi ke dalamnya, mentega lebih banyak memiliki kandungan lemak trans. Jadi malah lebih tidak sehat daripada minyak goreng biasa," ujarnya kepada Okezone, melalui sambungan telefon, Jumat (2/1/2015).
Lebih lanjut, kata dr Laila, seseorang yang sering menggunakan mentega di dalam masakannya tentu ada ancaman kolesterol. Bahkan jika berlanjut bisa mengarah kepada risiko jantung koroner.
"Tentu setiap orang yang banyak mengonsumsi lemak trans akan mengakibatkan kolesterol tinggi. Ancaman ini gak peduli untuk siapapun, baik usia muda atau tua," imbuhnya.
Sekedar diketahui, lemak trans merupakan minyak yang diolah melalui proses penambahan hidrogen ke dalam mentega yang disebut hidrogenasi parsial. Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas oksidatif agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Diperkirakan mentega memiliki kandungan lemak trans sebanyak 2,5 persen.
 |
| Apakah Mentega Lebih Baik Dari Minyak Goreng? |
"Kalau dilihat komposisi ke dalamnya, mentega lebih banyak memiliki kandungan lemak trans. Jadi malah lebih tidak sehat daripada minyak goreng biasa," ujarnya kepada Okezone, melalui sambungan telefon, Jumat (2/1/2015).
Lebih lanjut, kata dr Laila, seseorang yang sering menggunakan mentega di dalam masakannya tentu ada ancaman kolesterol. Bahkan jika berlanjut bisa mengarah kepada risiko jantung koroner.
"Tentu setiap orang yang banyak mengonsumsi lemak trans akan mengakibatkan kolesterol tinggi. Ancaman ini gak peduli untuk siapapun, baik usia muda atau tua," imbuhnya.
Sekedar diketahui, lemak trans merupakan minyak yang diolah melalui proses penambahan hidrogen ke dalam mentega yang disebut hidrogenasi parsial. Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas oksidatif agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Diperkirakan mentega memiliki kandungan lemak trans sebanyak 2,5 persen.
