Potensi Solok Beserta Biografi Orang-orang Inspiratif

Kamis, 23 Juli 2015

Letusan Gunung Raung Juli 2015

Setelah beberapa minggu bergemuruh tektonik di bawah permukaan, salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia ini mulai memuntahkan abu materialnya dan lava ke langit pada tanggal 10 Juli 2015. Setidaknya 900 penerbangan pesawat masuk dan keluar dari Bali dan bandara regional lainnya dibatalkan karena kekhawatiran tentang awan abu, yang melayang setinggi 6 kilometer (20.000 kaki) ke udara. Abu vulkanik dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan operasi dalam mesin jet.




Pada tanggal 12 Juli 2015, Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) pada satelit Aqua NASA menangkap citra warna dari gumpal abu vulkanik dan gas yang melayang jauh dari Gunung Raung di pulau Jawa Indonesia. Gambar memiliki resolusi sekitar 250 meter per pixel.

12 Juli 2015

Satu hari sebelumnya, Operasional Land Imager (OLI) di Landsat 8 mengambil pandangan lebih dekat (sekitar 25 meter per pixel) dari kaldera Raung pertemuan puncak kaldera di tengah-tengah beberapa awan dan dan gumpalan asap gunung.

11 Juli 2015

Dan kemudian dari tanggal 19 - 21 Juli MODIS juga menangkap gambar-gambar dari gunung Raung dibawah ini

 19 Juli 2015

20 Juli 2015

21 Juli 2015

Gunung Raung adalah sebuah stratovolcano yang telah meletus sedikitnya 13 kali dalam 25 tahun terakhir, menurut catatan yang disimpan oleh program Smithsonian Global Vulkanisme. Puncaknya berdiri 3.332 meter (10.932 kaki) di atas permukaan laut dan dibatasi oleh kaldera yang curam seluas 750 m x 2.250 m .Semua letusan gunung Raung yang dikenal telah terjadi dalam kaldera itu. Pengamat gunung Aris Yanto merekam video semburan lava ke udara dari kerucut baru yang tampaknya telah terbentuk dalam letusan 2015 ini.




Raung dikelilingi oleh beberapa kerucut vulkanik: G.Suket (2950 m) di utara, G.Lempeh (2932 m) di timur laut, G.Jampit (2338 m) di timur, G.Wates (2796 m) di selatan , G.Gadung (2390 m) dan G.Payungan (2352 m) di barat.


Jika anda mendaki gunung Raung maka base camp terakhir pendakian yang bernama Pondok Angin menyajikan pemandangan yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang ada disekitarnya. Gemerlapnya kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat jika kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti meraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, suara anginnya yang meraung di telinga terkadang dapat menghempaskan kita didasar jurang yang terjal.

FAKTA: Selain RAUNG Indonesia juga memiliki gunung bernama RUANG yang berlokasi di kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

 Kaldera gunung Raung (2005) dilihat dari atas pesawat

Letusan gunung Raung dilihat dari pelabuhan Gilimanuk Bali




MITOS KERAJAAN MACAN PUTIH
Sebelah barat Kaldera Gunung Raung, yang merupakan perbukitan terjal itu adalah lokasi kerajaan Macan Putih, singgasananya Pangeran Tawangulun. Di sini, juga sering terengar derap kaki suara kuda dari kereta kencana. Konon, pondok Angin ini merupakan pintu gerbang masuk kerajaan gaib itu.

Konon, di perbukitan yang mengelilingi kaldera itulah kerajaan Macan Putih berdiri. Sebuah kerajaan yang berdiri saat gunung ini meletus tahun 1638. Pusatnya terletak di puncak Gunung Raung. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Pangeran Tawangulun. Beliau adalah salah-satu anak raja Kerajaan Majapahit yang hilang saat bertapa di gunung. Keberadaan kerajaan itu sedikit banyak masih memiliki hubungan yang erat dengan penduduk setempat. Misalnya bila terjadi upacara pernikahan di kerajaan, maka hewan-hewan di perkampungan banyak yang mati. Hewan-hewan itu dijadikan upeti bagi penguasa kerajaan.

Konon, menurut masyarakat setempat, seluruh isi dan penghuni kerajaan Macan Putih lenyap masuk ke alam gaib atau dikenal dengan istilah mukso. Dan hanya pada saat tertentu, tepatnya setiap malam jum’at kliwon, kerajaan itu kembali ke alam nyata.

Pangeran Tawangulun dipercaya merupakan salah satu suami dari Nyai Roro Kidul. Setiap malam jum’at itulah penguasa laut selatan mengunjungi suaminya. Biasanya, akan terdengar suara derap kaki kuda ditempat yang sakral. Suara tersebut berasal dari kereta kencana Sang Ratu yang sedang mengunjungi sang suami Pangeran Tawangulun. Bila mendengar suara tersebut lebih baik pura-pura tidak mendengar. Jika dipertegas, suara akan bertambah keras dan mungkin akan menampak wujudnya. Bila demikian, kemungkinan kita akan terbawa masuk ke alam gaib dan kemudian dijadikan abdi dalem kerajaan Macan Putih.


Baca Juga:




Facebook Twitter Google+

Back To Top