Bukittinggi, Minang Terkini : Kasus kekerasan yang dilakukan oknum polisi berinisial GN dari Polres Bukittinggi terhadap anak di bawah umur bernama Amal Yashid (16) yang merupakan salah seorang pelajar di Bukittinggi akhirnya berujung damai. Tapi, orangtua korban memiliki sejumlah harapan yang diharapkan bisa terkabul.
“Secara pribadi, pelaku telah saya maafkan, karena sebelumnya pelaku dan unsur pimpinan polisi juga telah datang ke rumah untuk minta maaf. Ini menunjukan ada itikad baik dari pelaku dan kami juga telah membuat surat perdamaian. Tapi, secara institusi saya berharap pelaku diberi sanksi sesuai aturan dan hukum yang berlaku, agar ada efek jera dan sikap pelaku juga bisa berubah ke depannya,” harap Idris Sanur, selaku orangtua kandung korban, Senin 9 Mei 2016.
Menurut Idris Sanur, hari ini perut anaknya akan divisum di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi, karena mengalami lebam, tepat pada bagian ulu hati.
“Selain visum, katanya dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) juga akan datang Senin ini. Pak Kapolres Bukittinggi kabarnya juga menemui saya hari ini,” tutur Idris Sanur.
Peristiwa kekerasan yang menimpa Amal Yashid ini terjadi pada Jumat 6 Mei 2016. Waktu itu, korban sedang mengisi waktu libur menjadi tukang parkir di kawasan Taman Panorama Bukittinggi. Sekitar pukul 17.00 WIB, korban didatangi oknum polisi berinisial GN dan menuduh korban sebagai pelaku yang mengendarai sepeda motor berboncengan tanpa memakai helm. Jelas saja tuduhan itu langsung dibantah korban.
Namun karena terus ditekan dan merasa takut, akhirnya korban melarikan diri ke arah Museum Pesawat di Jalan Panorama. Di tempat itulah korban mendapat dua kali pukulan oleh oknum polisi. (gus/rudi-MT)
Source http://ift.tt/24GFDYW