Potensi Solok Beserta Biografi Orang-orang Inspiratif

Selasa, 28 Juni 2016

Satu Minggu Jelang Lebaran, Grosir Pasar Aur Kuning Mulai Ramai

Bukittinggi, Minang Terkini : Memasuki satu minggu jelang ramadhan di bulan Ramadan 1437 H, sentral grosiran Pasar Aur Kuning, Bukittinggi, makin ramai dikunjungi pembeli. Di mana sebelumnya, pada aw­al-awal Ramadhan pusat gro­siran terbesar di Sumatera ini hanya ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang luar kota Bukittinggi yang berbelanja untuk memenuhi bahan da­ganga­n­nya.
 
Saat ini, Aur Kuning juga penuh sesak dengan masya­rakat yang sekedar melihat-lihat dan juga berbelanja untuk kebutuhan Lebaran.
 
Salah seorang pedagang pakaian di Los Gadang Blok C Aur Kuning, Bukittinggi, Rizal (28) saat ditemui, Rabu (29/6) di kedainya me­nga­takan, pada per­tenga­han puasa ini masyarakat sudah mulai berbelanja ke pasar Aur Kuning untuk melengkapi kebutuhan Leba­ran nantinya.
 
Seperti yang dirasa­kan­nya, pakaian jadi khusus wanita yang Ia jual laris manis saat menjelang Le­baran ini.  Pakaian jadi mulai dari harga Rp100.000 ini, sangat di­mi­nati hingga luar daerah dan luar negeri sekalipun, seperti Padang, Riau, Kalimantan, dan Jakarta.
 
“Alhamdulillah, men­jelang Lebaran ini sudah banyak orang berdatangan untuk berbelanja ke Pasar Aur Kuning ini. Mulai dari pedagang yang datang dari daerah, hingga masyarakat sekitar tentunya,” ujarnya.
 
Senada dengan per­nya­taan Rizal. Salah seorang pe­dagang pakaian anak-anak, Ded (45) menjelaskan, saat ini memang sudah banyak orang yang datang berbelanja ke Pasar Aur Kuning, tapi kebanyakan dari mereka hanya datang untuk melihat-lihat dan berbelanja dalam jumlah yang terbilang kecil. Begitu juga dengan orang-orang yang biasa berbelanja dengan jumlah besar, se­ka­rang mereka mengurangi belanjaan dengan alasan si­tuasi ekonomi dan tahun ajaran baru yang berdekatan dengan Lebaran.
 
Ded menambahkan, daya beli masyarakat jauh me­nur­un dari tahun kemarin. Itu terlihat hingga pertengahan Ramadan ini. Tahun dulu, Ded yang berjualan setiap hari Rabu dan Sabtu itu, cukup berjualan dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Hal itu di­karena­kan, barang dagangannya sudah laku terjual semuanya. Namun, berbeda dengan tahun sekarang. Ded mesti menggelar dagangannya hi­ng­ga sore hari dan itupun belum tentu habis terjual.
 
“Pada tahun dulu saya cukup berjualan dua jam saja pada hari Rabu dan Sabtu di sini, karena tingginya daya beli masyarakat, sehingga dagangan cepat habis. Namun tahun ini daya beli masya­rakat cukup rendah hingga menyebabkan saya harus mengurangi karyawan dalam memproduksi pakaian anak-anak ini,” terangnya.
 
Sementara itu, salah se­orang pembeli di Pasar Aur Kuning Wan (35) mengatakan, keadaan ekonomi saat ini dan tahun ajaran baru yang berdekatan dengan Lebaran, mem­buat­nya merayakan Lebaran se­ada­nya saja. Di mana biasa­nya Ia bisa membelikan pa­kai­an baru untuk anak-anak­nya dua hingga tiga stel. Saat ini, Ia cuma mampu mem­belikan masing-masing anak­nya satu stel pakaian baru untuk Lebaran, karena Ia juga harus membelikan anak-anaknya seragam sekolah.
 
“Situasi ekonomi seka­rang sedang susah, ditambah lagi anak-anak juga mau masuk tahun ajaran baru, tentu juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Makanya, Le­baran tahun ini cukup seadanya saja,” jelas pembeli yang mem­punyai tiga anak yang se­muanya sudah bersekolah.
 
Berdasarkan pantauan  di Pasar Aur Kuning, terlihat suasana di dalam pasar memang sangat ramai. Para pedagang saling mema­merkan dagangan mereka kepada pembeli yang lalu lalang di pasar tersebut. Mulai dari barang dagangan, seperti mukena, baju koko, baju anak-anak, baju orang de­wasa, celana buatan asli daerah hingga pakaian yang berasal dari jawa banyak dijual di pasar pusat grosiran di Sumatera ini.(gus/mt)


Source http://ift.tt/291Q9CO

Facebook Twitter Google+

Back To Top