Bukittinggi, Minang Terkini : Memasuki satu minggu jelang ramadhan di bulan Ramadan 1437 H, sentral grosiran Pasar Aur Kuning, Bukittinggi, makin ramai dikunjungi pembeli. Di mana sebelumnya, pada awal-awal Ramadhan pusat grosiran terbesar di Sumatera ini hanya ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang luar kota Bukittinggi yang berbelanja untuk memenuhi bahan dagangannya.
Saat ini, Aur Kuning juga penuh sesak dengan masyarakat yang sekedar melihat-lihat dan juga berbelanja untuk kebutuhan Lebaran.
Salah seorang pedagang pakaian di Los Gadang Blok C Aur Kuning, Bukittinggi, Rizal (28) saat ditemui, Rabu (29/6) di kedainya mengatakan, pada pertengahan puasa ini masyarakat sudah mulai berbelanja ke pasar Aur Kuning untuk melengkapi kebutuhan Lebaran nantinya.
Seperti yang dirasakannya, pakaian jadi khusus wanita yang Ia jual laris manis saat menjelang Lebaran ini. Pakaian jadi mulai dari harga Rp100.000 ini, sangat diminati hingga luar daerah dan luar negeri sekalipun, seperti Padang, Riau, Kalimantan, dan Jakarta.
“Alhamdulillah, menjelang Lebaran ini sudah banyak orang berdatangan untuk berbelanja ke Pasar Aur Kuning ini. Mulai dari pedagang yang datang dari daerah, hingga masyarakat sekitar tentunya,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan Rizal. Salah seorang pedagang pakaian anak-anak, Ded (45) menjelaskan, saat ini memang sudah banyak orang yang datang berbelanja ke Pasar Aur Kuning, tapi kebanyakan dari mereka hanya datang untuk melihat-lihat dan berbelanja dalam jumlah yang terbilang kecil. Begitu juga dengan orang-orang yang biasa berbelanja dengan jumlah besar, sekarang mereka mengurangi belanjaan dengan alasan situasi ekonomi dan tahun ajaran baru yang berdekatan dengan Lebaran.
Ded menambahkan, daya beli masyarakat jauh menurun dari tahun kemarin. Itu terlihat hingga pertengahan Ramadan ini. Tahun dulu, Ded yang berjualan setiap hari Rabu dan Sabtu itu, cukup berjualan dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Hal itu dikarenakan, barang dagangannya sudah laku terjual semuanya. Namun, berbeda dengan tahun sekarang. Ded mesti menggelar dagangannya hingga sore hari dan itupun belum tentu habis terjual.
“Pada tahun dulu saya cukup berjualan dua jam saja pada hari Rabu dan Sabtu di sini, karena tingginya daya beli masyarakat, sehingga dagangan cepat habis. Namun tahun ini daya beli masyarakat cukup rendah hingga menyebabkan saya harus mengurangi karyawan dalam memproduksi pakaian anak-anak ini,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli di Pasar Aur Kuning Wan (35) mengatakan, keadaan ekonomi saat ini dan tahun ajaran baru yang berdekatan dengan Lebaran, membuatnya merayakan Lebaran seadanya saja. Di mana biasanya Ia bisa membelikan pakaian baru untuk anak-anaknya dua hingga tiga stel. Saat ini, Ia cuma mampu membelikan masing-masing anaknya satu stel pakaian baru untuk Lebaran, karena Ia juga harus membelikan anak-anaknya seragam sekolah.
“Situasi ekonomi sekarang sedang susah, ditambah lagi anak-anak juga mau masuk tahun ajaran baru, tentu juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Makanya, Lebaran tahun ini cukup seadanya saja,” jelas pembeli yang mempunyai tiga anak yang semuanya sudah bersekolah.
Berdasarkan pantauan di Pasar Aur Kuning, terlihat suasana di dalam pasar memang sangat ramai. Para pedagang saling memamerkan dagangan mereka kepada pembeli yang lalu lalang di pasar tersebut. Mulai dari barang dagangan, seperti mukena, baju koko, baju anak-anak, baju orang dewasa, celana buatan asli daerah hingga pakaian yang berasal dari jawa banyak dijual di pasar pusat grosiran di Sumatera ini.(gus/mt)
Source http://ift.tt/291Q9CO
