 |
| Add caption |
Minang-terkini.com-- Instruksi Kapolri Jenderal Tito karnavian untuk memberantas pungutan liar di instansi bawah jajarannya tidak terealisasi dengan baik bagi SAMSAT(Satuan AdmMnistrasi Satu ATap)Kota Bukittinggi yang melakukan dugaan pungli kepada pengguna kendaraan yang mengurus pajak kendaraan maupun mengurus STNK.
Meskipun dalam layanan tersebut tidak dikenakan biaya alias grstis namun dalam prakteknya tetap ada pungutan biaya.
Dalam pantauan wartawan dan informasi yang dihimpun( 13/10 )di tempat cek fisik samsat yang beralamat di jalan lintas Sumbar-pasaman nagari gadut tersebut dimana "Praktek Pungli"dilakukan petugas setelah melakukan cek fisik kendaraan dan meminta uang sebagai jasa,"selama ini sebagian besar warga bersedia membayar sebesar Rp.30ribu merata setiap kendaraan,hanya satu atau dua orang saja tidak bersedia membayar,rata-rata kendaraan yang cek fisik disini puluhan lah setiap harinya,kita disini hanya disuruh atasan"ujar petugas cek fisik ditanya wartawan
Dari beberapa orang yang sedang melakukan cek fisik di tempat itu ketika di tanya wartawan mereka membayar minimal Rp.30 ribu,"kata petugasnya emang segitu bayar nya pak,harus bagaimana lagi kita kan nggak tau aturannya"tandas mereka.
Ketika di konfirmasikan tentang hal ini kepada Kasat Lantas AKP Aris cai DS enggan dimintai keterangan dengan alasan ada keperluan"sama Kanit regident saja,saya ada keperluan"ujar kasat.
Kanit Regident(Kepala Unit Registrasi dan identifikasi)Iptu R.Samual yang semula enggan untuk dimintai konfirmasi akhnya mengklarifikasi masalah pungutan yang terjadi ditempatnya tersebut mengatakan memang dalam aturannya biaya cek fisik tidak ada di mintai biaya/ pungutan,"mungkin biaya yang diberikan itu sebagai uang jasa atau uang rokok mereka lah,masalah pungutan di luar batas kita tetap mengawasi dan kita juga menempatkan Provost untuk memantau kinerja kita"ringkas samual.(rudi)
Source http://ift.tt/2dYiVcg
