Meski sudah mulai membaik, namun harimau tersebut masih ditempatkan dalam kandang khusus. Pasalnya, harimau itu baru saja mengalami trauma kehilangan kaki kanan depannya yang diamputasi pada Rabu, 1 Juni 2016.
Kepala Bidang (Kabid) Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bukittinggi, Ikbal mengatakan, harimau itu saat ini masih diisolasi dan menjalani perawatan.
“Kondisinya sudah membaik dan ditempatkan di kandang khusus untuk menghindarinya dari interaksi dengan manusia,” ujarnya, Senin (13/6/2016).
Ikbal menjelaskan, akibat terperangkap jerat beberapa waktu lalu itu, menyebabkan kaki depan bagian kanan terluka. Untuk menyelamatkan satwa itu, tim dokter hewan terpaksa mengamputasi kakinya.
“Trauma yang dialami satwa tersebut mungkin sudah berkurang. Namun, tetap dijauhkan karena harimau tersebut masih belum siap bertemu dengan manusia, karena memag berasal dari alam liar. Jadi, sifatnya yang liar masih ada,” tukasnya.
Beberapa waktu lalu, Ikbal menambahkan, ketika petugas satwa hendak memberi makan, harimau itu langsung bereaksi dengan posisi menyerang dan menyebabkan kakinya kembali terluka.
Sehingga atas alasan tersebut hewan ini ditempatkan di kandang khusus untuk proses penyembuhan dan mencegah agar luka tidak kembali terjadi.
“Harimau selalu dalam pantauan petugas dan asupan gizi baginya sangat diperhatikan,” katanya.
Untuk penanganan selanjutnya, pihaknya menyerahkan pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.
“Keputusan apakah harimau akan dilepas kembali ke habitatnya, diserahkan pada BKSDA karena harimau merupakan satwa yang dilindungi. Jika akan dilepas, harus dipertimbangkan kemampuannya bertahan di alam dalam kondisinya saat ini,” jelasnya. (mt/gus)
Source http://ift.tt/1PW0Bjb
