BBM Naik Pemerintah Amankan 100 Triliun |
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa pemerintah akan
mendapat dana Rp 100 triliun dari kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) jenis solar dan premium subsidi. Rencananya, dana yang diperoleh
akan dialihkan untuk subsidi sektor produktif dan jaring pengaman bagi
masyarakat miskin dan hampir miskin.
Menurut Riaupos “Ini menaikkan belanja produktif di atas Rp 100 triliun. Sebagian ke infrastruktur, sebagian ke perlindungan sosial keluarga miskin dan hampir miskin dan mewujudkan visi presiden tentang pengembangan sektor maritim,” kata Bambang dalam jumpa pers di Istana Negara, Senin (17/11) malam.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM maka harga jual bensin dan solar subsidi masing-masing naik Rp 2000 per liter. Premium atau bensin RON 88 naik menjadi Rp 8.500 per liter, sedangkan solar menjadi Rp 7.500 per liter.
Bambang mengakui, kebijakan ini pasti akan mengerek inflasi. Dari hitungan pemerintah, kenaikan inflasi diperikrakan akan mencapai 2 persen.
“Kalau inflasi tahun ini 5,3 persen, maka akhir tahun 7,3 persen. Tentu ada inflasi pada Januari dan Februari (2015), tapi dampaknya tak akan sebesar November dan Desember 2014,” sebut Bambang.
Mantan Wakil Menkeu itu menegaskan, dengan tambahan ruang fiskal Rp 100 triliun maka defisit APBN 2015 nanti akan bisa ditekan. “Tentunya kita harapkan defisit APBN 2015 diturunkan dari 2014, yakni 2,2 persen,” pungkasnya.
Menurut Riaupos “Ini menaikkan belanja produktif di atas Rp 100 triliun. Sebagian ke infrastruktur, sebagian ke perlindungan sosial keluarga miskin dan hampir miskin dan mewujudkan visi presiden tentang pengembangan sektor maritim,” kata Bambang dalam jumpa pers di Istana Negara, Senin (17/11) malam.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM maka harga jual bensin dan solar subsidi masing-masing naik Rp 2000 per liter. Premium atau bensin RON 88 naik menjadi Rp 8.500 per liter, sedangkan solar menjadi Rp 7.500 per liter.
Bambang mengakui, kebijakan ini pasti akan mengerek inflasi. Dari hitungan pemerintah, kenaikan inflasi diperikrakan akan mencapai 2 persen.
“Kalau inflasi tahun ini 5,3 persen, maka akhir tahun 7,3 persen. Tentu ada inflasi pada Januari dan Februari (2015), tapi dampaknya tak akan sebesar November dan Desember 2014,” sebut Bambang.
Mantan Wakil Menkeu itu menegaskan, dengan tambahan ruang fiskal Rp 100 triliun maka defisit APBN 2015 nanti akan bisa ditekan. “Tentunya kita harapkan defisit APBN 2015 diturunkan dari 2014, yakni 2,2 persen,” pungkasnya.