Harga cabai terus mengalami lonjakan hingga 100% dalam beberapa pekan
terakhir. Kenaikan harga cabai kerap terjadi setiap tahun dan menjadi
'penyakit' yang belum terselesaikan oleh pemerintah seperti dilansir dari detik.com.
"Setiap tahun lonjakan harga cabai sering terjadi dan menjadi penyakit yang tidak pernah terselesaikan," ungkap Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Dadi Sudiana kepada detikFinance, Rabu (26/11/2014).
Dadi menyebutkan kenaikan harga cabai terjadi pada periode waktu tertentu, misalnya di 2013, kenaikan harga cabai terjadi pada periode Maret. Kemudian berlanjut di Juni 2013, pada waktu itu harga cabai rawit merah sempat menyentuh level tertinggi yaitu Rp 100.000/kg.
Gambar dari: https://www.google.com/search?q=http://kotoanaubisa.blogspot.com/2014/11/harga-cabai-mahal-tiap-tahun-kenapa.htmlMenurut Dadi, akar masalah fluktuasi harga cabai karena infrastruktur pertanian seperti irigasi yang tidak memadai dan pola tanam cabai petani yang masih bersifat tradisional.
"Kita lihat masalahnya. Di tahun ini masalah utama adalah kemarau panjang, tidak banyak irigasi yang ada sehingga tanaman cabai yang memerlukan air yang cukup ini kurang. Belum lagi sistem tanam yang masih tradisional," imbuhnya.
Ia meminta pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) tanggap mengantisipasi masalah ini. Dadi mengatakan bil tidak segera dibenahi maka lonjakan harga cabai akan rutin terjadi setiap tahun.
"Harus ada action dari pemerintah. Jangan sampai kejadian ini berulang kali terjadi setiap tahun," jelasnya.
Di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, harga cabai terus mengalami kenaikan selama seminggu terakhir. Misalnya harga cabai rawit merah naik dari Rp 48.000/kg minggu lalu saat ini menjadi Rp 55.000/kg. Sementara itu harga cabai rawit hijau juga naik dari Rp 40.000/kg minggu lalu menjadi Rp 45.000/kg.
Untuk cabai merah besar juga mengalami kenaikan dari Rp 60.000/kg minggu lalu menjadi Rp 65.000/kg hari ini. Hal yang sama juga terjadi pada cabai merah besar dari posisi harga minggu lalu Rp 60.000/kg, hari ini menjadi Rp 65.000/kg.
"Setiap tahun lonjakan harga cabai sering terjadi dan menjadi penyakit yang tidak pernah terselesaikan," ungkap Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Dadi Sudiana kepada detikFinance, Rabu (26/11/2014).
Dadi menyebutkan kenaikan harga cabai terjadi pada periode waktu tertentu, misalnya di 2013, kenaikan harga cabai terjadi pada periode Maret. Kemudian berlanjut di Juni 2013, pada waktu itu harga cabai rawit merah sempat menyentuh level tertinggi yaitu Rp 100.000/kg.
 |
| Lonjakan Harga Cabai |
Gambar dari: https://www.google.com/search?q=http://kotoanaubisa.blogspot.com/2014/11/harga-cabai-mahal-tiap-tahun-kenapa.htmlMenurut Dadi, akar masalah fluktuasi harga cabai karena infrastruktur pertanian seperti irigasi yang tidak memadai dan pola tanam cabai petani yang masih bersifat tradisional.
"Kita lihat masalahnya. Di tahun ini masalah utama adalah kemarau panjang, tidak banyak irigasi yang ada sehingga tanaman cabai yang memerlukan air yang cukup ini kurang. Belum lagi sistem tanam yang masih tradisional," imbuhnya.
Ia meminta pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) tanggap mengantisipasi masalah ini. Dadi mengatakan bil tidak segera dibenahi maka lonjakan harga cabai akan rutin terjadi setiap tahun.
"Harus ada action dari pemerintah. Jangan sampai kejadian ini berulang kali terjadi setiap tahun," jelasnya.
Di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, harga cabai terus mengalami kenaikan selama seminggu terakhir. Misalnya harga cabai rawit merah naik dari Rp 48.000/kg minggu lalu saat ini menjadi Rp 55.000/kg. Sementara itu harga cabai rawit hijau juga naik dari Rp 40.000/kg minggu lalu menjadi Rp 45.000/kg.
Untuk cabai merah besar juga mengalami kenaikan dari Rp 60.000/kg minggu lalu menjadi Rp 65.000/kg hari ini. Hal yang sama juga terjadi pada cabai merah besar dari posisi harga minggu lalu Rp 60.000/kg, hari ini menjadi Rp 65.000/kg.
