Potensi Solok Beserta Biografi Orang-orang Inspiratif

Minggu, 14 Desember 2014

Dollar menuju Rp. 14.000 Gmana ne.. Dulu Katanya Bisa Rp. 10.000

Dollar Menuju Rp 14.000
Dollar Menuju Rp 14.000
Banyak media memberitakan bahwa Jokowi jika menjadi presiden akan mampu menekan nilai dollar terhadap rupiah di angkan Rp.10.000. Media onlineTempo pernah memberitakan dengan judul : “Jokowi Jadi Presiden, Rupiah Bisa Tembus 10 Ribu” (Senin, 24 Februari 2014 lihat disini). Dan dipastikan ada banyak media lagi yang mencitrakan Jokowi di kala Pilpres 2014 lalu seperti dikatan silontong.
Kini Jokowi sudah jadi presiden ke 7 Republik Indonesia dan penguatan rupiah terhadap dollar semakin tidak berdaya. Hal itu seperti dijelaskan pengamat ekonomi Aviliani berikut ini.
Meski pagi ini rupiah dibuka menguat menjadi Rp 12.343 per dolar AS atau naik 47 poin, Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika masih berpeluang tertekan. Bahkan, Ekonom Aviliani memperkirakan akibat policy target Jokowi yang terlalu muluk, dolar AS bisa tembus Rp 14.000.
“Rupiah berpeluang kembali tertekan hari ini dengan dollar yang menguat,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, Jumat, 12 Desember 2014.
Rangga mengatakan, data AS semakin membaik, sehingga mendorong penguatan indeks dolar yang sempat tertekan di dua hari terakhir. Pasar global juga khawatir dengan tren penguatan dolar ini, padahal suku bunga The Fed baru naik tahun depan. Karena itu, Bank Indonesia masih mempertahankan BI Rate di 7,75%.
Sementara itu, Ekonom Aviliani memperkirakan, muluknya target Jokowi dengan target pertumbuhan 7% memacu dolar makin melambung, hingga diperkirakan tembus Rp 14.000 per dolar AS. Faktor global yang mendorong rupiah terus melemah hingga  bisa menyentuh Rp 14.000 per dolar AS, adalah utamanya ekonomi Amerika.
“Karena kan kita biasa megang dollar, jadi terkait dengan Amerika. Kenapa dunia ekonominya bergejolak, rupiah kita bergejolak, karena kondisi di Amerika. Jadi kapan situasi kita seperti ini ya tergantung kondisi di Amerika,” kata dia.
Menurut Avi, Jokowi yang memaksakan pertumbuhan ekonomi ke angka 7%, akan memacu membengkaknya impor yang semua transaksinya dalam nominasi dolar AS. Tujuh persen pertumbuhan dicapai dengan konsumsi dan investasi yang keduanya adalah produk importasi. Karena faktor utama pertumbuhan ekonomi ada dua yaitu tingkat konsumsi masyarakat dan investasi. Di investasi saja, potensi impor Indonesia bisa terus membengkak karena sebagian besar investasi komponen produksinya adalah hasil impor. Dengan semakin besarnya impor, mau tidak mau rupiah akan semakin tertekan oleh dollar AS.
“Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tahun ini sudah bagus. Tahun depan, 5,5 persen sudah bagus. Kalau Pak Jokowi bilang mau 7 persen, bisa. …tapi rupiah kita bisa diatas Rp 14.000 per dollar AS. Pertumbuhan tinggi, setelah itu krisis menjadi sangat tidak berarti. Jadi pertumbuhan 5,5 sampai 5,8 sudah bagus asalkan berkelanjutan,” tutup Avi.
Facebook Twitter Google+

Back To Top