Potensi Solok Beserta Biografi Orang-orang Inspiratif

Rabu, 02 November 2016

Inflasi di Bukittinggi per Oktober 2016 di Angka 0,37 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi mencatat pada akhir Oktober 2016 lalu, inflasi mencapai 0,37 persen, karena pengaruh kenaikan indeks pada empat kelompok pengeluaran.


Kepala BPS Bukittinggi Faizal, Rabu (2/11/2016), mengatakan, penyumbang inflasi terutama masih berasal kelompok bahan makanan yakni sebesar 1,15 persen.

"Di kelompok bahan makanan, komoditas dengan kenaikan harga terbesar selama Oktober 2016 dan menjadi penyumbang inflasi di antaranya cabai merah, beras, jeruk, tomat sayur, petai dan lainnya," katanya.

Tiga kelompok pengeluaran lain yang juga mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,33 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,26 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen.

Menurut Faizal, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), Bukittinggi berada di posisi ke 13 di Sumatera dan posisi ke 18 dari seluruh kota di Indonesia yang mengalami inflasi atau deflasi.

Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian Setdako Bukittinggi, Linda Faroza mengatakan pemerintah setempat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berupaya mengendalikan inflasi melalui sejumlah kebijakan.

Ia merinci upaya pengendalian inflasi tersebut di antaranya melakukan survei harga kebutuhan di pasar, pengadaan pasar murah, antisipasi kebutuhan pokok strategis agar tersedia cukup di pasaran dan penataan pasar.

"Terutama komoditas cabai merah, memang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat sehingga jadi pemicu utama inflasi. Agar kebutuhan di daerah terpenuhi kami bekerjasama dengan kabupaten dan kota lain terkait stok atau jumlah kebutuhan cabai," jelasnya.

Di samping itu pihaknya juga mengupayakan membuat perencanaan musim tanam cabai merah sehingga bila nanti permintaan meningkat, persediaan cabai merah sudah ada.

"Yang penting, kami imbau masyarakat agar menerapkan hidup hemat dengan membeli barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Imbauan ini selalu kita sampaikan dalam setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah," lanjutnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) setempat, Alizar menambahkan dalam kurun dua minggu terakhir komoditas cabai merah dan beras memang mengalami kenaikan cukup tinggi karena sedang tidak dalam masa panen serta cuaca kurang mendukung.

"Dalam dua minggu ini beras kualitas premium harganya mencapai Rp14.000 per kilogram dan cabai merah sempat berada di kisaran Rp70.000 per kilogram satu minggu lalu," tukasnya.(gus/mt) 


Source http://ift.tt/2fhFQO0

Facebook Twitter Google+

Back To Top