Add caption |
Agam, Minang Terkini : Kepala Dinas Kehuatanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Agam Yulnasri, mengatakan, tanaman kakao yang kurang terawat rentan terhadap serangan penyakit.
"Penyakit yang sering menyerang tanaman kakao seperti penyakit busuk buah, Vaskuler Steak Dieback (VSD), kanker batang dan jamur akar tanaman," ujarnya, Selasa (2/8/2016).
Dari penyakit tersebut, penyakit busuk buah sering menyerang tanaman yang tumbuh pada kebun yang lembab dan gelap. Gejala penyakit ini seperti timbulnya bercak-bercak hitam pada bagian kulit luar buah, jika tidak cepat dikendalikan, maka bisa meluas hingga menutupi semua bagian kulit buah.
"Penyakit ini dapat menyerang semua fase pertumbuhan buah, mulai dari buah pentil hingga buah dalam fase kemasakan. Buah yang terserang penyakit ini akan tampak hitam seperti arang, dan jika disentuh akan terasa basah", terang Yulnasri.
Dikatakan Yulnasri, penyakit ini dapat menyebar dari satu buah yang terinfeksi ke buah lainnya melalui beberapa media, seperti sentuhan langsung antarbuah, percikan air, dibawa oleh hewan (semut atau tupai), bahkan oleh tiupan angin. Penyebaran busuk buah akan semakin cepat jika kondisi kebun terlalu lembab, karena cendawan phythoptora palmivora dapat tumbuh subur pada daerah yang lembab.
Maka dari itu, pemangkasan sangat diperlukan, agar sinar matahari bisa masuk langsung pada tanaman. Dengan demikian kebun tidak lembab dan gelap.
Selain itu, penyakit kanker batang merupakan salah satu penyakit yang sering terdapat pada tanaman kakao. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan phythotora palmivora pada batang dan cabang tanaman kakao. Cendawan phytoptora palmivora yang juga penyebab penyakit busuk buah tanaman kakao ini, sering menyerang kebun kakao yang lembab dan gelap.
Gejalanya, batang tanaman kakao yang terserang penyakit kanker batang memiliki bercak-bercak hitam. Bercak hitam tersebut nampak seperti basah dan membusuk. Jika tidak dikendalikan, bercak hitam akan terus meluas, dan mengakibatkan terhambatnya transportasi hara dan fotosintat di dalam tanaman. Bercak hitam membusuk ditandai dengan adanya cairan merah berkarat, dengan kulit kayu di sekitar bagian yang membusuk berwarna coklat kemerah-merahan.
Penyakit kanker batang kakao dapat menyebar melalui beberapa media, seperti sentuhan langsung dengan buah yang terserang busuk buah, percikan air, disebarkan oleh hewan (semut atau tupai), bahkan oleh tiupan angin. Penyebaran kanker batang berbanding lurus dengan penyebaran penyakit busuk buah, dan akan semakin cepat jika musim hujan dan atau jika kondisi kebun terlalu lembab. Untuk membatasi penyebaran, kondisi kelembaban, kebun harus tetap dijaga agar tidak terlalu lembab dan gelap.
Penyakit Vaskular Streak Dieback (VSD) adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan oncobasidium theobromae pada tanaman kakao. Penyakit ini dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman kakao, mulai dari fase pembibitan hingga fase tanaman berproduksi. Serangan umumnya dimulai dari bagian pucuk pada ranting tanaman.
Gejala tersebut antara lain, daun tanaman menguning, dengan bercak-bercak berwarna hijau muda terdapatnya 3 noktah hitam pada bekas duduk daun bagian dalam, dan jaringan kayu yang dipotong. Jika dibelah, noktah hitam tersebut terlihat lebih jelas dalam bentuk garis-garis hitam pada serangan akut yang tanpa pengendalian, tanaman akan menjadi gundul, karena kerontokan daun yang terus terjadi.
Penyakit ini, jika tidak dikendalikan dengan serius dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kebun, bahkan dapat menyebabkan tanaman mati.
Setiap penyakit tanaman bisa dicegah dan dikendalikan. Prinsip pengendalian yang dianjurkan adalah pengendalian secara ramah lingkungan, yaitu penggunaan agen hayati antagonis terhadap Jamur-jamur patogen pembawa penyakit. Salah satu agenhayati antagonis terhadap jamur-jamur patogen pembawa penyakit adalah trichoderma.
“Namun kami sarankan petani kakao agar selalu melakukan perawatan kebun dan tanaman. Kebun mesti terjaga kebersihan dan kelembabannya. Kegiatan pemangkasan tanaman penting dilakukan untuk menjaga agar kebun tidak terlalu lembab, di samping untuk menjaga agar tanaman berbuah secara optimal,” ujar Yulnasri.
Yulnasri menambahkan, petani kakao di daerah itu sudah dibekali dengan berbagai ilmu dan keterampilan, melalui sekolah lapang terpadu. Ia berharap agar ilmu dan keterampilan yang diperoleh dimanfaatkan untuk menjaga tanaman kakao mereka terhindar dari serangan berbagai penyakit, dan tetap berproduksi maksimal.(mt/gus)
Source http://ift.tt/2aowfUZ